PEMBENTUKAN TANAH X
Assalamualaikum wr wb.
Pengertian Tanah
Tanah pada dasarnya memiliki berbagai pengertian yang berbeda, dilihat dari sudut pandangnya. Namun secara umum diartikan sebagai bahan padat dari hasil interaksi pelapukan dan aktivitas biologis oleh suatu bahan induk atau batuan keras yang mendasarinya. Ilmu yang mempelajari tentang tanah dinamakan dengan pedologi. Pedologi membahas mengenai faktor dan proses terbentuknya tanah, karakteristik tanah, serta distribusi jenis-jenis tanah.
Faktor Pembentukan Tanah
Lapisan tanah biasanya membutuhkan jangka waktu yang relatif lama dalam proses pembentukannya. Hans Jenny (1941) menjelaskan bahwa tanah dalam proses pembentukannya membutuhkan lima faktor, yaitu iklim, organisme, relief (topografi), bahan induk (parent material), dan waktu.
a). Iklim
- Menjadi faktor yang paling penting
- Iklim mengatur laju dan jenis pembentukan tanah
- Penentu utama distribusi vegetasi
- Terdiri atas:
- Suhu, berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk -> suhu tinggi maka proses pelapukan lebih cepat
- Curah hujan, berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah
b). Organisme
- Mempengaruhi rentang perkembangan tanah -> bakteri dan jamur membantu dekomposisi tanaman
- Berkaitan dengan horizon tanah -> semakin banyak aktivitas organisme maka horizon tanah semakin tidak terlalu berbeda
- Tutupan vegetasi mempengaruhi sifat humus tanah
- Akar tanaman dapat mengikat partikel tanah dan membantu dalam proses kompresi tanah
- Meliputi vegetasi, mikroba, dan hewan
c). Relief (Topografi)
- Relief atau topografi adalah perbedaan tinggi, bentuk, atau kemiringan lereng suatu wilayah dengan kondisi yang relatif dinamis
- Kondisi relief dinamis
- Dampak:
- Ketebalan profil tanah -> topografi miring, lapisan tanahnya lebih tipis karena ada erosi; topografi datar, lapisan tanahnya tebal karena ada sedimentasi
- Sistem drainase / pengaliran -> kondisi yang jelek akan menyebabkan tanah menjadi masam
d). Bahan Induk (Parental Material)
- Terdiri atas:
- Batuan -> hasilnya tanah mineral
- Bahan organik -> berasal dari campuran dengan bahan mineral; hasilnya tanah organik
- Mempengaruhi laju dan jalan pembentukan tanah
- Adanya tiga sifat dalam bahan induk yang dapat mempengaruhi pembentukan tanah, yaitu:
- Sifat kimia berkaitan dengan susunan mineral
- Sifat fisik berkaitan dengan struktur dan granularitas
- Sifat permukaan berkaitan dengan kemudahan reaksi
e). Waktu
- Mempengaruhi dalam menentukan jenis dan sifat-sifat tanah
- Pembentukan tanah membutuhkan waktu relatif lama
- Penunjang dari faktor-faktor lainnya -> tahapan pada pembentukan tanah dapat memberikan profil tanah yang berbeda-beda
Proses Pembentukan Tanah
1. Weathering (Pelapukan)
- Terjadi di lapisan atas tanah
- Adanya aktivitas memecahkan dan dekomposisi dari bahan induk (batuan dan mineral) yang dilakukan oleh unsur iklim (udara, air hujan, sinar matahari, atau salju)
- Terjadi dua aktivitas:
- Pelapukan fisik -> memecah batuan menjadi partikel yang lebih kecil
- Pelapukan kimiawi -> melibatkan perubahan komposisi kimia dari mineral batuan
2. Leaching (Pencucian)
- Adanya perubahan pada komposisi fisik dan kimia pada bahan induk
- Hasil pelapukan tersebut terakumulasi oleh tanaman dan membentuk partikel baru seperti tanah liat, bahan organik, lanau, atau senyawa kimia
3. Transformation and Illuviation (Perubahan dan Iluviasi)
- Transformasi ini berkaitan dengan pelapukan kimia pada lumpur dan pasir
- Terjadinya pembentukan mineral tanah liat dan pembentukan bahan organik yang resisten terhadap pembusukan -> hasil tanah liat tersebut kemudian mengalami pencucian dan disimpan di bagian bawah horizon
- Transformasi dibantu oleh tanaman dan hewan
- Transformasi dapat meningkatkan kondisi drainase dan komposisi nutrisi
4. Podsolisation and Translocations (Podsolisasi dan Translokasi)
- Terjadi ketika larutan asam kuat menghancurkan mineral lempung
- Adanya pembentukan bahan mineral dari aluminium, silika, dan besi yang terakumulasi bersama dengan senyawa organik di dalam tanah
- Bahan tersebut kemudian mengalami pemindahan di antara lapisan pada profil tanah -> menghasilkan warna yang berbeda-beda pada profil tanah
Sifat-sifat Tanah
Sifat Fisik
A. Warna Tanah
- Hasil dari pelapukan kimiawi dan organis
- Faktor:
- Unsur Fe memberi warna kuning atau merah
- Bahan organik memberi warna cokelat atau hitam
- Unsur mangan, sulfur, dan nitrogen memberi warna hitam
- Kondisi lingkungan aerobik menghasilkan warna seragam
- Kondisi lingkungan reduksi menghasilkan warna beragam
B. Struktur Tanah
- Susunan dari partikel-partikel tanah
- Berdampak terhadap penguapan, perpindahan air, resistensi terhadap erosi, dan tempat akar tumbuhan
C. Tekstur Tanah
- Terbentuk dari:
- Proses fisikal -> komposisi pasir dan lanau
- Proses kimiawi -> komposisi lempung
- Mencerminkan karakter tanah -> apabila mengandung lempung maka tanahnya lebih tahan erosi
Sifat Kimia
- Bahan organik
- Unsur hara
- pH tanah -> dikatakan normal atau netral saat pH berkisar 6,6 hingga 7,5
Sifat Biologi
- Kandungan organisme dalam tanah -> misalnya kandungan jumlah jamur, bakteri, atau mikroorganisme lainnya
- Mempengaruhi respirasi tanah
Profil Tanah
Pofil tanah diidentifikasikan sebagai dinding / penampang vertikal dari tanah yang memperlihatkan susunan horizon (lapisan tanah) yang berguna untuk mengetahui sifat-sifat tanah. Profil tanah tentunya berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya, contohnya horizon tanah pada daerah tropis dan lembab. Profil tanah terdiri atas horizon O, A, E, B, C, dan R (batuan induk). Penamaan ini ditentukan atas dasar jenis material dan penyusun lapisan tanah tersebut.
1. Horizon O
- Kadar bahan organik tinggi
- Fraksi mineral sangat sedikit
- Ketebalan tergantung akumulasi bahan organik
- Adanya aktivitas biologi yang tinggi
2. Horizon A
- Akumulasi bahan organik halus (humus) dan bahan mineral tanah
- Adanya aktivitas biologi
- Adanya perakaran tanaman
3. Horizon E (Eluviasi)
- Adanya proses pencucian sehingga kehilangan unsur liat, Fe, Al, dan bahan organik
- Didominasi oleh pasir dan debu
- Warnanya lebih terang
4. Horizon B (Iluviasi)
- Penimbunan unsur liat, Fe, Alm, humus, karbonat, gipsum, silika, dan seskuioksida
- Warna lebih merah
- Strukturnya tanah gumpal
5. Horizon C
- Hasil dari pelapukan batuan induk
- Mengandung banyak batuan tidak padat atau pecahan batuan
- Adanya akar tanaman halus
F. Horizon R (Batuan Induk)
- Lapisan batuan keras
- Tidak dapat ditembus oleh akar tanaman
- Sulit dipecahkan
Jenis-jenis Tanah
A. Tanah Laterit
- Mengalami pencucian oleh air hujan -> hasil warna pucat dan tidak subur
- Kadar bahan organik rendah
- Vegetasi: rumput dan alang – alang
B. Tanah Aluvial
- Hasil dari proses sedimentasi
- Tekstur: butiran lepas-lepas
- Tingkat kesuburan bergantung bahan induk
- Dimanfaatkan untuk pertanian
C. Tanah Gambut
- Hasil dari bahan organik yang belum melapuk secara sempurna
- Tingkat kesuburan rendah
- Tingkat keasaman tinggi
D. Tanah Margalit
- Bahan induk: batu gamping, pasir, dan lempung
- Tingkat kesuburan tinggi
- Dimanfaatkan untuk pertanian lahan kering
E. Tanah Podzolik
- Bahan induk: batuan dengan mineral kuarsa yang tinggi
- Memiliki kadar humus yang tinggi
- Sifat fisik: mudah basah dan berwarna kuning hingga kuning – kelabu
- Dimanfaatkan untuk pertanian ladang
F. Tanah Regosol
- Banyak mengandung batu dan kerikil yang belum melapuk sempurna
- Belum terlihat horizon-horizon tanah
- Tingkat kesuburan relatif kurang
G. Tanah Vulkanis
- Bahan induk: material gunungapi seperti pasir dan debu vulkanis
- Tingkat kesuburuan tinggi -> banyak mineral hara
- Dimanfaatkan untuk sektor pertanian dan perkebunan
H. Tanah Litosol
- Bahan induk: material dari aktivitas vulkanisme
- Banyak mengandung pasir kasar dan kerikil yang belum melapuk
- Kandungan unsur hara rendah
I. Tanah Humus
- Hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan
- Tingkat kelembapan dan kesuburan yang tinggi
- Mengandung banyak bahan organik
J. Tanah Grumusol
- Bahan induk: abu vulkanik dan tanah liat
- Bahan organik relatif rendah
- Cukup dapat dimanfaatkan untuk pertanian
Kerusakan Tanah : Jenis, Penanggulangan dan Pencegahan
Semakin berjalannya waktu, kondisi Bumi semakin tua. Hal ini akan menambah kerapuhan elemen- elemen yang ada di Bumi, termasuk juga tanah. Selain itu, aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari- hari juga mempengaruhi keadaan tanah. Kandungan tanah yang terdiri atas 50% bahan padat (45% bahan- bahan mineral dan 5% bahan organic), 25% air, serta 25% udara ini apabila jumlah komposisinya tidak seimbang maka akan menyebabkan kualitas tanah menjadi turun dan semakin lama akan sampai ke arah kerusakan tanah.
Jenis- Jenis Kerusakan Tanah
Perlu kita ketahui bersama bahwa kerusakan yang terjadi pada tanah ini jenisnya ada bermacam- macam. Karena kerusakan yang bermacam- macam ini pula maka terlihat kondisi tanah yang berbeda- beda pula. Mengenai beberapa jenis kerusakan pada tanah, adalah sebagai berikut:
- Erosi Tanah
Jenis kerusakan yang terjadi pada tanah yang pertama kita sebut sebagai erosi tanah . Erosi tanah merupakan peristiwa terangkatnya bagian- bagian tanah, terutama lapisan teratas pada tanah dan diendapkan ke tempat lain. Erosi tanah ini dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis- jenis dari erosi tanah antara lain sebagai berikut:
- Ablasi
Ablasi merupakan erosi tanah yang dilakukan oleh tenaga air. Jadi tanah terkikis akibat adanya aliran air. Peristiwa ablasi ini sering terjadi di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi. Selain itu bentuk lahan atau bentuk permukaan tanah yang miring juga bisa mempermudah terjadinya ablasi.
- Deflasi
Deflasi disebut juga dengan Korasi. Deflasi Atau korasi ini merupakan peristiwa erosi tanah yang disebabkan karena angin. Tiupan angin yang terlalu kencang akan mampu mengangkat partikel- partikel tanah sehingga terjadilah erosi. Deflasi atau korosi ini biasa terjadi di daerah gurun atau daerah yang memiliki iklim kering.
- Eksarasi
Jenis erosi tanah yang selanjutnya adalah eksarasi. Eksarasi merupakan erosi tanah yang disebabkan oleh gletser. Gletser sendiri merupakan kikisan dari massa salju yang bergerak menuruni lereng. Gletser ini ada di daerah yang bersalju. Karena disebabkan oleh gletser, maka eksarasi ini terjadi di daerah yang mempunyai banyak salju.
- Abrasi
Asbrasi merupakan erosi tanah yang disebabkan karena kekuatan gelombang laut. Dari beberapa jenis erosi tanah, mungkin abrasi adalah yang paling sering kita dengar. Hal ini karena Indonesia mempunyai banyak sekali laut, maka gelombang- gelombang laut banyak yang menyebabkan pengikisan pada tanah. Karena penyebabnya adalah gelombang laut, maka abrasi hanya terjadi di sekitar daerah- daerah laut.
Itulah beberapa jenis erosi tanah. Apabila kita perhatikan lebih dalam, maka jenis- jenis erosi tanah tersebut dilihat dari penyebab erosi itu sendiri, seperti air, angin, gletser maupun gelombang laut. Hal ini perlu dipisah- pisah agar kita mengetahui secara pasti sebenarnya apa yang menyebabkan erosi tanah terjadi.
- Lahan Kritis
Selain erosi tanah, bentuk kerusakan tanah yang lainnya adalah lahan kritis. Seperti namanya yakni “kritis” maka keadaan ini pun mencerminkan keadaan tanah yang sangat buruk. Yang dimaksud dengan lahan kritis adalah kondisi tanah yang telah kehilangan kesuburannya sehingga mengakibatkan penurunan fungsi sebagai sarana pendukung kehidupan. Lahan kritis ini bisa timbulkan karena beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
- Kerusakan hutan
Penyebab lahan kritis yang pertama adalah karena kerusakan hutan. Manusia mempunyai banyak sekali aktivitas yang dapat mengakibatkan kerusakan hutan. Hal ini karena manusia mengambil manfaat hutan yang terkadang sampai tidak terkendali. Apabila pemanfaatan hutan tidak dibarengi dengan upaya pelestarian hutan maka akan mengakibatkan kerusakan pada hutan. beberapa kegiatan yang mengakibatkan kerusakan pada hutan yang pada akhirnya menyebabkan lahan kritis antara lain adalah penebangan liar, kebakaran hutan, dan pertanian sistem ladang berpindah.
- Kegiatan pertambangan
Penyebab lahan kritis yang selanjutnya adalah kegiatan pertambambangan. Barang tambang kita peroleh dengan menggali tanah, maka apabila tidak hati- hati akan mengakibatkan lahan kritis. Pengambilan barang tambang yang tidak disertai dengan pengelolaan lingkungan akan mengakibatkan kerusakan tanah, salah satunya adalah lahan kritis. Lahan kritis akibat kegiatan pertambangan terjadi akibat hilangnya vegetasi penutup lahan, perubahan topografi dan juga perubahan struktur lapisan tanah.
Itulah dua contoh peristiwa yang dapat mengakibatkan terjadinya lahan kritis. Apabila tidak segera ditangani maka akan semakin meluas mengingat kegiatan akan selalu dilakukan oleh manusia.
- Pencemaran Tanah
Jenis kerusakan tanah yang selanjutnya adalah pencemaran yang terjadi pada tanah. Pencemaran tanah merupakan gangguan keseimbangan pada tanah yang diakibatkan oleh masuknya polutan hasil kegiatan manusia. Polutan sendiri merupakan bahan atau benda yang menyebabkan pencemaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Polutan mempunyai sifat tidak dapat diurai oleh bakteri pengurai sehingga tidak dapat menyatu dengan tanah. Ada banyak sekali polutan tanah yang dihasilkan oleh kegiatan sehari- hari. Beberapa jenis polutan tanah adalah berbagai berikut:
- Limbah domestik
Limbah domestik merupakan benda atau bahan tidak dipakai yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga, baik berupa limbah padat, cair dan juga gas. Beberap contoh limbah domestik antara lain bungkus detergen, air bekas cucian, bungkus makanan dan lain sebagainya.
- Limbah industri
Merupakan limbah yang dihasilkan sebagai akibat kegiatan produksi suatu industri. Sama seperti limbah domestik, limbah industri juga bisa berbentuk cair, padat maupun gas. Karena sifatnya yang keras dan jumlahnya yang lebih banyak, maka kebanyakan limbah industri lebih berbahaya daripada limbah domestik.
- Limbah pertanian
Polutan tanah selanjutnya adalah limbah pertanian. Seperti namanya, limbah pertanian merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. Limbah pertanian ini berasal dari pupuk berbahan kimia yang digunakan dalam kegiatan pertanian. Pemupukan yang berlebihan dan dilakukan dalam jangka waktu panjang akan menyebabkan kerusakan pada tanah.
Upaya Penanggulangan Kerusakan Tanah
- Daur ulang
Cara pertama yang dapat dilakukan sebagai upaya penanggulanagan kerusakan pada tanah adalah dengan melakukan kegiatan daur ulang. Daur ulang ini diperuntukkan bagi sampah- sampah non organik agar dapat mengurangi polutan di tanah. Daur ulang sampah plastik misalnya, dapat diubah mendai berbagai barang yang bermanfaat badi kehidupan sehari- hari. Botol plastik dapat dimanfaatkan kembali untuk membuat berbagai kerajinan tangan, maupun digunakan kembali sebagai pot atau tembat barang.
- Menampung limbah cair
Selain daur ulang, upaya untuk menanggulangi kerusakan tanah yang lainnya adalah menampung limbah cair sisa- sisa kegiatan produksi maupun kegiatan sehari- hari. tentu saja hal ini berlaku bagi limbah yang mempunyai bentuk cair. Limbah cair dapat dihasilkan dari kegiatan produksi industri maupun kegiatan rumah tangga. Limbah cair ini tidak boleh langsung di buang ke tanah karena sangat berbahaya dan juga akan menimbulkan kerusakan pada tanah dalam jangka waktu tertentu. maka dari itu limbah cair haruslah ditampung dan dilakukan proses pengolahan lebih lanjut supaya lebih ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi tanah maupun bagi makhluk hidup yang ada di Bumi.
- Mengganti bahan- bahan kimia dengan bahan- bahan organik atau alami
Kita semua tahu bahwa limbah dari bahan- bahan kimia rata- rata mempunyai sifat yang berbahaya. maka dari itu, alangkah lebih amannya apabila kita menggunakan bahan- bahan yang alami sehingga menjadi lebih ramah bagi lingkungan dan juga makhluk hidup. Ada banyak sekali alternatif dari bahan- bahan kimia yang digunakan kita mempunyai peran yang sangat besar bagi pencemaran udara di dunia.
- Rehabilitasi kerusakan sifat fisik tanah
Upaya penanggulangan kerusakan pada tanah salah satunya adalah rehabilitasi kerusakan sifat fisik pada tanah. Kerusakan sifat fisik tanah pada umumnya diakibatkan oleh memburuknya struktur tanah. Terjadinya kerusakan struktur tanah ini dimulai dengan menurunnya kestabilan agregat tanah. Hal ini diakibatkan oleh kikisan air hujan dan aliran permukaan. Penurunan kualitas kestabilan agregat tanah ini diiringi oleh penurunan kandungan bahan- bahan organik, aktivitas perakaran vegetasi dan jumlah mikroorganisme tanah. Untuk memperbaiki kerusakan sifat fisik pada tanah, dapat dilaukan tindakan sebagai berikut:
- Pengolahan tanah secara berkala untuk menghindari pergerakan tanah
- Peningkatan kandungan bahan organik tanah melalui dedaunan kering dan vegetasi penutup lahan
- Peningkatan keanekaragaman tanaman untuk dapat memperbaiki sistem persebaran peakaran
- Rehabilitasi kerusakan kimia dan biologi tanah
Selain kerusakan sifat fisik, tanah juga dapat mengalami kerusakan kimia dan juga biologi. Kerusakan kimia dan biologi pada tanah ditandai dengan penurunan kandungan bahan organik dan kenaikan kadar asam tanah. Tindakan perbaikan pada tanah ini dilakukan dengan cara pemberian jerami dan zat kapur. Pemberian jerami dapat meningkatkan aktivitas mikroba yang dapat membusukkan bahan- bahan tanah dan juga menghasilkan bahan organik. Sementara pemberian zat kapur dapat membantu menetralisir kadar asam yang ada di dalam tanah
Pencegahan Kerusakan Tanah
Tanah merupakan sumber daya alam yang harus kita lestarikan dan harus kita jaga. Oleh karena itulah apabila tanah sudah mengalami kerusakan, adalah wajib bagi manusia untuk mengembalikannya menjadi baik, atau agar tidak menjadi ebih parah lagi. Manusia bisa mengupayakan pencegahan kerusakan tanah dengan berbagai cara. Cara- cara yang dapat dilakukan oleh manusia untuk menanggulangi kerusakan pada tanah antara lain sebagai berikut:
- Menjaga tingkat kesuburan tanah
Kerusakan tanah salah satunya ditandai dengan berkurangnya tingkat kesuburan pada tanah. Upaya menjaga tingkat kesuburan tanah dapat dilakukan dengan metode mekanik, vegetatif dan juga kimia. Beberapa cara menjaga tingkat kesuburan tanah antara lain sebagai berikut:
- Penterasan lahan miring atau terasering
Penterasan pada lahan miring dimaksudkan untuk mengurangi panjang lereng dan juga memperkecil kemiringan pada lereng. Pembuatan terasering ini bertujuan untuk mengurangi tingkat erosi karena terasering dapat memperlambat aliran air permukaan.
- Pembuatan pematang atau guludan
Pematang lahan atau guludan juga merupakan salah satu upaya menjaga kesuburan tanah. Pematang atau guludan ini dibuat dengan cara seperti membuat tanggul- tanggul kecil dan juga saluran air yang sejajar garis kontur. Pematang atau guludan yang dibuat ini mempunyai fungsi menahan laju air sehingga dapat memperbesar kemungkinan air meresap ke dalam tanah.
- Pengelolaan sejajar garis kontur atau Contour tillage
Upaya menjaga kesuburan tanah dengan cara ini dilakuka dengan membuat rongga- rongga tanah yang sejajar kontur dan membantuk igir- igir. Hal ini dapat memperlambat aliran permukaan dan juga dapat memperbesar kemungkinan air meresap ke dalam tanah. Pada umumnya vegetasi ditanam dengan sistem tumpang sari.
- Pembuatan cekdam
Cekdam merupakan bendungan kecil. Pembuatan cekdam atau bendungan kecil ini mempunyai tujuan membendung aliran air permukaan. Dengan demikian material- material yang tererosi akan bertahan di parit- parit bendungan sehingga lapisan tanah akan menebal dan kesuburan tanah tidak akan hilang karena hanyut terbawa oleh air.
- Metode vegetatif
Metode vegetatis merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kerusakan tanah dengan cara memanfaatkan vegetasi yang ada. Metode ini sangat baik dalam rangka mengupayakan pelestarian kesuburan tanah. Metode vegetatif biasanya menggunakan cara- cara sebagai berikut:
- Penghijauan
Kegiatan penghijauan lingkungan dilakukan dengan cara menanami hutan kembali dengan bibit- bibit pohon dan juga lahan0 lahan yang kehilangan vegetasi penutupnya. Bibit- bibit pohon yang dipilih untuk ditanam ini merupakan bibit pohon yang besar yang dapat tumbuh dengan mudah tanpa harus meggunakan cara- cara tertentu.
- Rotasi tanaman atau crop rotation
Salah satu kegiatan yang dilaukan manusia untuk mempertahankan kesuburan tanah adalah rotasi tanaman inimetode rotasi tanaman atau crop rotation ini dapat dilakukan dengan cara memvariasi jenis- jenis tanaman pada saat pergantian masa tanam. Hal ini dilakukan karena dianggap efektif untuk mencegah berkurangnya suatu jenis unsur hara.
- Reboisasi
Reboisasi juga dikenal dengan istilah penanaman hutan kembali. Reboisasi dilakukan dengan menanami lahan yang gundul dengan tanaman- tanaman keras. Dengan menanami lahan dengan tanaman- tanaman keras, kita tidak hanya mencegah erosi secara efektif namun hasil kayu dari tanaman tersebut juga dapat kita manfaatkan untuk berbagai macam kegiatan.
- Penanaman tanaman penutup atau buffering
Yang dimaksud dengan penanaman tanaman penutup adalah menanami lahan dengan tanaman yang keras seperti pinus dan juga jati. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghambat penghancuran tanah pada lapisan atas oleh air hujan , memperkaya kandungan bahan organik dan juga menghambat laju polusi.
- Penanaman sejajar garis kontur
Penanaman garis kontur merupakan kegiatan menanami lahan searah dengan garis kontur. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memperbesar kemungkinan air dapat meresap ke dalam tanah dan juga menghambat laju erosi.
- Penanaman tanaman berbasis atau strip cropping
Penanaman tanaham berbasis merupakan kegiatan menanam secara tegak lurus arah aliran atau arah angin. Pada daerah yang landai, jarak tanam diperlebar, sementara pada lahan miring tanaman akan dirapatkan.
Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan dan termasuk dengan metode vegetatif yang bertujuan menanggulangi kerusakan pada tanah.
- Metode Kimia
Selain dengan menjaga kesuburan tanah dan juga melakukan metode vegetatis, upaya pencegahan kerusakan pada tanah adalah dengan melakukan metode kimia. Metode kimia ini juga banyak disebut sebagai pengawetan pada tanah. Pengawetan pada tanah dengan metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur pada tanah. Bahan- bahan kimia yang sering digunakan antara lain adalah bitumwn, krilium, dan juga soil conditioner. Bahan- bahan kimia yang telah disebutkan itu sangat efektif untuk memperbaiki struktur dab juga memperkuat agregat tanah. Bahan- bahan kimia tersebut memiliki pengaruh dalam jangka panjang karena senyawa tersebut dapat bertahan terhadap organisme tanah. Selain itu, soil conditioner juga dapat digunakan untuk meningkatkan permeabilitas dan juga dapat mengurangi erosi tanah.
TUGAS
No |
Jenis
Tanah |
Ciri-ciri |
Persebaran |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Leave a Comment