SEJARAH PERKEMBANGAN BUMI KELAS X

Bismillahirohmanirohim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Ananda yang baik hari ini kita kembali belajar geografi

Ananda jangan lupa jaga kesehatan ya dengan menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

Ananda yang baik sebelum lanjut ke materi silahkan mengabsen dahulu di bawah ini : 

 https://docs.google.com/forms/d/1mwritDSMukmy2bDtUE1-vi2fGbp9v6VQzPCi2L6XJ10/edit


Proses Pembentukan Muka Bumi

 

bumi
sumber: kompas.com

 

Pada awal proses pembentukan muka bumi, setiap bagian akan terpisah-pisah sesuai dengan beratnya. Bagian yang berat akan memusat membentuk inti yang dinamakan Barifer (Inti Bumi). Bagian-bagian yang ringan akan membentuk kerak Bumi (lithosfer).

Seiring berjalannya waktu, Bumi yang awalnya berupa bola panas mengalami pendinginan. Ketika pendinginan menjapai 100C akan mengalami kondensasi. Setelah kondensasi maka akan terjadi hujan. Turunnya hujan membuat bagian bumi yang rendah terisi air. Sehingga proses ini akan membentuk lapisan hidrosfer. Di sisi lain akan terbentuk lapisan atmosfer.
Lapisan litosfer membentuk satu benua yang besar dinamakan Pangea. Lalu, bagaimana Pangea dapat berubah menjadi benua-benua sekarang? Banyak teori proses pembentukan muka bumi yang menjelaskan bahwa bumi selalu bergerak, semua akan dijelaskan sebagai berikut:

 

1. Teori Apungan dan Pergeseran Benua (Continental Drift)

 

continental
sumber: socratic.org

 

Teori ini dikemukakan oleh Alfred Wegener. Teori ini mengemukakan bahwa pada awal proses pembentukan muka bumi dulunya adalah satu benua yang disebut Pangea. Sekitar 135 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua benua, yaitu di sebelah utara disebut Laurasia dan di bagian selatan disebut Gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut sempit yang dinamakan Laut Tethys. Bekas Laut Tethys merupakan jalur minyak bumi disekitar Timur Tengah. Baik Laurasia dan Godwana mengalami pecah dan bergerak tak beraturan dengan kecpatan 1-10 cm per tahun.
Laurasia merupakan cikal bakal benua yang terletak di utara ekuator meliputi Eurasi, Amerika Utara, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Sedangkan Godwana merupakan cikal bakal dari benua Australia, Amerika Selatan, Afrika, Sub benua India, dan Antartika.

Berbagai bukti dari teori ini antara lain: 

    • Adanya persamaan formasi geologi dari pantai timur Amerika Utara dan Amerika Selatan dan garis kontur Eropa Barat dan Afrika. Buktinya, ada kesamaan formasi geologi sepanjang pantai Afrika Barat (dari Sierra Leone – Tanjung Afrika Selatan) dengan formasi geologi pantai timur Amerika (dari Peru – Balsia Blanca).
    • Adanya gerakan Pulau Greenland menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 cm per tahun dan Pulau Madagaskar menjauhi Afrika Selatan sejauh 9 cm

Menurut Wenger, benua-benua yang sekarang dulunya satu yang disebut benua Pangaea. Benua pecah, di bagian selatan bergerak menuju ke barat dan ke utara menuju khatulistiwa maka terjadilah hal-hal berikut:

    • Samudra dan benua mengapung sendiri-sendiri
    • Samudera Atlantik menjadi semakin luas karena benua Amerika bergerak ke arah barat sehingga terjadi lipatan permukaan bumi yang berwujud pegunungan di pantai barat Amerika dari arah utara – selatan.
    • Adanya kegiatan gempa bumi dasyat di sepanjang patahan St. Andreas dekat pantai barat Amerika Serikat.
    • Samudra Hindia mendesak ke arah utara sehingga benua India yang terdesak menimbulkan lipatan pegunungan Himalaya
    • Benua-benua masih aktif bergerak. Hal ini dibuktikan dengan semakin melebarnya celar alur dasar samudra.


2. Teori Laurasia –Godwana

 

Teori ini dikemukakan oleh Edward Suess ahli Geologi dari Austria. Teori ini mengatakan jika pada awalnya di Bumi ini ada dua benua, yaitu Laurasia (di Kutub Utara) dan Godwana (di Kutub Selatan). Kedua benua itu pecah, dan pecahannya bergerak ke bidang ekuator. Godwana pecah menjadi Amerika Selatan, Australia, India, dan Antartika. Sedangkan Laurasia pecah menjadi Amerika Utara, Eurasia, dan Afrika.

 

3. Teori Kontraksi
Teori Kontraksi dikemukakan oleh Des Crates. Teori ini menjelaskan bahwa bumi ini menyusut dan mengkerut sehingga terciptalah banyak lembah dan gunung.

 





4. Teori Konveksi (Convection Theory)

 

Teori ini dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harru H. Hess kemudian dikembangkan lagi oleh Robert Diesz. Teori ini juga disebut sebagai teori pemekaran dasar samudra (sea floor spreading).
Teori ini menyatakan jika di dalam bumi masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus koveksi ke arah lapisan kerak bumi yang berada di atasnya. Ketika arus konveksi membawa materi sampai ke permukaan di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi baru yang menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.

 


5. Teori Lempeng Tektonik
lempeng
sumber: https://courses.lumenlearning.com/

 

Teori ini dikemukakan oleh  Toso Wilzo (1968) Teori lempeng tektonik menyatakan bahwa bagian luar Bumi yaitu bagian Lithosfer, terdiri atas beberapa lempeng. Teori lempeng tektonik merupakan teori proses pembentukan muka bumi yang paling diterima saat ini. Lempeng tektonik ini berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng tektonik ini selalu bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer di bawah lempeng bumi.
Litosfer terdiri atas dua lempeng, lempeng benua dan samudra. Lempeng samudra tersusun atas batuan basa dan ketebalan 10 km. sedangkan lempeng benua tersusun atas batuan asam dengan ketebalan 40 km.
Saat ini terdapat sembilan lempeng utama yaitu : Lempeng Afrika, Lempeng Amerika Utara, Lempeng Karibia, Lempeng Nazca, Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Arabia, dan Lempeng Antartika. Disamping tu terdapat lempeng yang kecil seperti Lempeng Filipina dan Lempeng Scotia.
Ada tiga tipe lempeng yang masing-masing dibedakan dari jenis pergerakannya, yaitu :

subduksi

 

sumber: https://courses.lumenlearning.com/
Konvergensiyaitu gerakan tumbuk menumbuk lempeng tektonik. Tumbukan lempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dengan benua atau antara lempeng benua dengan lempeng dasar samudera. Zona terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dengan benua disebut Zone Konvergen. Contohnya:



        • Tumbukan antara lempeng India dengan lempeng Benua Eurasia yang menghasilkan terbentuknya pegunungan Himalaya.
        • Tumbukan lempeng Benua Eropa dengan Italia terbentuk Pegunungan Alpen.

Zona berupa jalur tumbukan antarlempeng benua dengan lempeng samudra, disebut zona subduksi. Contohnya, tumbukan antara lempeng Samudra Pasifik dengan lempeng benua Amerika menghasilkan Pengunungan Rocky dan Pegunungan Andes.

Akibat dari gerak lempeng yang bertumbukan bisa menyebabkan gempa, munculnya bentang alam pegunungan, ataupun terbentuknya palung. Pegunungan di deretan Pulau Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara, merupakan akibat pembengkakan lempeng benua. Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara pada Desember 2004 akibat adanya tumbukan antara lempeng samudera Indo-Australia terhadap lempeng benua Asia.

    • Divergensi, yaitu gerak saling menjauh antarlempeng tektonik. Contoh gerakan saling menjauh antara lain lempeng Afrika dengan Amerika bagian selatan. Zona yang dihasilkan berupa zona divergen. Akibat dari gerak ini akan menimbulkan aktivitas vulkanik laut dalam.

    • Sesar mendatar (transform), yaitu gerak saling bergesekan (berlawanan arah) antar lempeng tektonik. Contohnya, gesekan antara lempeng Benua Amerika Utara dengan lempeng Samudra Pasifik mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang sepangjang 1.200 km dari Los Angeles sampai San Fransisco.


Perkembangan Zaman Kehidupan di Bumi

1. Zaman Arkaekum

gambar zaman arkaekum
Zaman Arkaekum (techno.bigmir.net)

Zaman Arkaekum atau Zaman Arkeozoikum adalah zaman tertua dari bumi yang terjadi pada 4,5 sampai 2,5 miliar tahun yang lalu.

Zaman ini merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen.

Batuan dari zaman ini bisa ditemukan dibeberapa bagian di dunia dan biasanya disebut dengan kraton/perisai benua.

Ciri-ciri dari zaman ini yaitu:

  • Belum ada kehidupan.
  • Bumi masih berupa bola gas yang sangat panas.

2. Zaman Paleozoikum

gambar zaman paleozoikum
Zaman Paleozoikum (www.gambar.pro)

Zaman Paleozoikum adalah zaman dimana keadaan Bumi masih belum stabil, iklim masih berubah-ubah dan curah hujan yang tinggi. Zaman ini terjadi pada 590-250 juta tahun yang lalu.

Pada zaman ini sudah mulai ada tanda-tanda kehidupan seperti makhluk bersel satu (mikroorganisme), hewan-hewan kecil yang tidak bertulang belakang, jenis ikan, gangga dan rumput-rumputan.

Zaman Paleozoikum disebut juga dengan zaman primer (zaman Pertama). Zaman in dibagi menjadi 6 periode yaitu:

  • Zaman Kambrium (590-500 juta tahun yang lalu).
  • Zaman Ordovisium (500-440 juta tahun yang lalu).
  • Zaman Silur (440-410 juta tahun yang lalu).
  • Zaman Devon (410-360 juta tahun yang lalu).
  • Zaman Karbon (360-290 juta tahun yang lalu).
  • Zaman Perm (290-250 juta tahun yang lalu).

Ciri-ciri dari zaman ini yaitu:

  • Sudah mulai terdapat kehidupan berupa mikroorganisme.
  • Keadaan Bumi masih belum stabil.
  • Iklim masih sering berubah-ubah.
  • Curah hujan sangat tinggi.

3. Zaman Mesozoikum

gambar zaman mesozoikum
Zaman Mesozoikum (satujam.com)

Zaman Mesozoikum adalah masa yang berlangsung sekitar 150 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini perkembangan reptil mencapai puncaknya terutama dinosaurus.

Zaman ini ditandai dengan adanya aktivitas tektonik, iklim, dan evolusi. Pada zaman ini benua-benua juga mulai mengalami pergerseran dari saling menyatu menjadi berpisah beberapa bagian.

Akibat dari pergeseran ini mengakibatkan spesiasi dan berbagai perkembangan evolusi.

Pada zaman ini juga di bagi menjadi 3 zaman yaitu:

  • Zaman Trias (250-210 juta tahun yang lalu).
  • Zaman Jura (210-140 juta tahun yang lalu).
  • Zaman Kapur (140-65 juta tahun yang lalu).

Ciri-ciri dari Zaman Mesozoikum yaitu:

  • Mulai terdapat banyak hewan reptil seperti dinosurus.
  • Iklim bumi sudah mulai hangat.
  • Merupakan dasar dari kehidupan modern.

4. Zaman Neozoikum

gambar zaman neozoikum
Zaman Neozoikum (ilmusosial.net)

Zaman Neozoikum berlangsung sekitara 60 juta tahun yang lalu, dimana pada saat itu bumi sudah mulai memungkinkan untuk menjadi tempat hidup.

Hal ini di tandai dengan munculnya makhluk hidup seperti binatang menyusui (mamalia), sejenis kera dan monyet. Selain itu pada zaman ini reptil-reptil besar sudah mulai punah.

Zaman Neozoikum dibagi menjadi dua zaman, yaitu:

  • Zaman Tersier

Zaman Tersier terjadi antara 60 sampai 1,5 juta tahun yang lalu. Zaman ini dibagi menjadi lima Kala yaitu, kala Palaeosen (munculnya hewan pemakan rumput), Kala Eosen (Punahnya mamalia purba), Kala Oligosen (kondisi lautan mulai menyempit), Kala Meosen (padang savana semakin meluas), dan Kala Pliosen (suhu Bumi semakindingin).

Ciri-ciri Zaman Tersier, yaitu:

  • Telah muncul berbagai jenis manusia purba.
  • Terdapat banyak migrasi hewan ke penjuru dunia untuk menyesuaikan iklim.
  • Zaman Kwarter

Zaman Kwarter adalah zaman yang ditandai dengan adanya kehidupan manusia seperti saat ini. Zaman Kwarter berlangsung sekitar 600 ribu tahun yang lalu.

Zaman Kwarter dibagi menjadi dua kala yaitu, Kala Pleitosen (Zaman es) dan Kala Holosen (Munculnya Homo Sapiens atau manusia cerdas).

Itulah penjelasan secara lengkap mengenai perkembangan kehidupan di Bumi, bagiamana mudah dipahami kan?

Jika penjelasan di atas masih ada yang belum jelas, silahkan tanyakan di kolom komentar yaa….

Jangan lupa pelajari juga..

Tugas : 

Isilah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !

1. 


2.



3. 


Petunjuk soal :

1. kerjakan pada buku catatan

2. tugas diupload dalam bentuk jpg

3. tugas di upload pada google classroom


selamat mengerjakan 👏

No comments

Powered by Blogger.