Pengaruh Gempa Bumi Terhadap Kehidupan X
Assalamualaikum.. Selamat Pagi anak-anak... Bagaimana kabarnya hari ini?
Semoga selalu dalam keadaan sehat walafiat dan tidak lupa selalu semangat dalam menjalankan aktivitasnya...
Seperti biasa hari ini kita akan belajar Geografi materi selanjutnta tentang Gempa tapi sebelumnya kalian absen dulu yaaa...
GEMPA / SEISME
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.
Jenis-Jenis Gempa Bumi
Jenis-jenis gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan penyebab dan kedalamannya. Berikut ini merupakan penjelasannya :
a. Berdasarkan Penyebabnya
Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Gempa Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Contoh : gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.
2. Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup dahsyat. Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.
3. Gempa runtuhan atau terban
Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil dan wilayahnya sempit.
b. Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Hiposentrum adalah pusat gempa atau dapat dikatakan sebagai titik pusat gempa. Sedangkan episentrum adalah gempa yang terjadi di permukaan bumi. Episentrum dapat dikatakan sebagai gelombang hasil dari rambatan dari hiposentrum. Saat hiposentrum menghasilkan satu titik gempa, gempa itu memiliki gelombang yang membentuk melingkar. Gelombang tersebut semakin lama akan meleber dan menghilang. Episentrum adalah gelombang, hasil dari titik hiposentrum. Hal ini dapat diumpamakan pada air yang tenang. Saat air tenang, mendapatkan tekanan pada satu titik, maka timbul gelombang yang melebar dan semakin jauh dari pusat atau titik tekanan, gelombang tersebut akan semakin melebar, dan kemudia menghilang.
Episentrum bertugas membawa sisa gelombang dan menyebarkannya. Dapat dikatakan, episentrum adalah medium yang bertugas meneruskan getaran ke permukaan bumi. episentrum adalah hasil dari hiposentrum. Untuk mengukur letak episentru, diperlukan sebuah metode. Metode tersebut adalah metose LASKA. Metode LASKA adalah metode yang menghitung selisih datangnya gelombang primer dan sekunder saat terjadinya gempa. Gempa bumi sendiri, dibedakan menjadi dua, berdasarkan episentrumnya. Yaitu gelombang primer dan gelombang sekunder
- Gelombang primer adalah gelombang yang merambat, dan berasal dari pusat gempa. Gelombang ini cepat, dan dapat merusak.
- Gelombang sekunder adalah gelombang yang merambat akan tetapi memiliki kecepatan yang lebih pelan. Gelombang ini ada setelah gelombang primer. Kekuatan gelombang sekinder lebih lemah dari gelombang primer.
Mitigasi
Menurut Pasal 1 ayat 6 PP No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, mitigasi bencana merupakan sebuah rangkaian upaya guna mengurangi risiko bencana, baik lewat pembangunan fisik atau penyadaran dan peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana.
Jadi, secara simple-nya, mitigasi ialah upaya untuk mengurangi risiko bencana (baik bencana alam alias natural disaster maupun bencana ulah manusia alias man-made disaster), sehingga jumlah korban dan kerugian bisa diperkecil. Caranya yakni dengan membuat persiapan sebelum bencana terjadi.
Adaptasi Bencana Alam
Adaptasi bencana alam ialah penyesuaian sistem alam dan manusia terhadap bencana alam yang terjadi, guna mengurangi dampak negatifnya.
Penanggulangan Bencana
Penanggulangan bencana (tanggap darurat bencana) merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan sesegera mungkin setelah kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan. Rangkaian kegiatan itu meliputi penyelamatan dan evakuasi korban, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, dan pemulihan sarana dan prasarana.
Jenis-jenis Mitigasi
Nah, mitigasi ini dibagi menjadi 2 jenis, yakni mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. Apa bedanya?
Mitigasi struktural
Mitigasi ini adalah upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan dengan cara membangun berbagai prasarana fisik dan menggunakan teknologi. Misalnya dengan membuat waduk untuk mencegah banjir, membuat alat pendeteksi aktivitas gunung berapi, membuat bangunan yang tahan gempa, atau menciptakan early warning system untuk memprediksi gelombang tsunami.
Mitigasi non struktural
Mitigasi ini adalah upaya untuk mengurangi dampak bencana selain dari cara-cara di atas, seperti membuat kebijakan dan peraturan. Contohnya, UU PB atau Undang-Undang Penanggulangan Bencana sebagai upaya non struktural dalam bidang kebijakan, pembuatan tata ruang kota, atau aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas warga.
Tujuan Mitigasi
Lantas, selain upaya mengurangi risiko bencana, apa sih tujuan lain dari mitigasi? Cek di bawah, ya!
- Meminimalisir risiko korban jiwa.
- Meminimalisir kerugian ekonomi.
- Meminimalisir kerusakan sumber daya alam.
- Pedoman bagi pemerintah untuk membuat rencana pembangunan di masa depan.
- Meningkatkan public awareness atau kesadaran masyarakat dalam menghadapi risiko & dampak bencana.
- Membuat masyarakat merasa aman dan nyaman.
Kegiatan dalam Mitigasi
Lantas, apa saja sih yang dilakukan selama kegiatan dalam mitigasi bencana? Intip di bawah ya, Quipperian.
- Mengenal dan memantau risiko bencana.
- Membuat perencanaan partisipasi penanggulangan bencana.
- Memberi awareness bencana bagi warga sekitar.
- Mengidentifikasi dan mengenal sumber ancaman bencana.
- Memantau penggunaan teknologi tinggi dan pengelolaan SDA.
- Mengawasi pelaksanaan tata ruang.
- Mengawasi pengelolaan lingkungan hidup.
Prinsip-prinsip dalam Mitigasi
Berikut ini adalah prinsip-prinsip dalam melakukan mitigasi.
- Bencana yang terjadi adalah pelajaran saat terjadi bencana berikutnya.
- Butuh kerja sama berbagai pihak.
- Dilaksanakan secara aktif.
- Harus lebih mendahulukan kelompok rentan supaya menghindari lebih banyak korban jatuh.
- Harus selalu dipantau dan dievaluasi supaya hasilnya efektif.
Bencana yang Sering Terjadi
Quipperian, biar kamu bisa aware juga sama lingkungan sekitar, berikut ini Quipper Blog kasih tahu bencana apa saja yang sering terjadi. Yuk, simak!
- Angin kencang.
- Kebakaran hutan dan lahan.
- Kekeringan.
- Banjir.
- Gelombang pasang.
- Tsunami.
- Tanah longsor.
- Gempa bumi.
- Letusan gunung berapi.
- Gas beracun.
- Kegagalan teknologi.
- Wabah penyakit.
Leave a Comment